Orang-orang menghindari menyebut Kristus ketika mengacu pada tonggak sejarah dengan berbicara di hadapan Kristus dan melalui Kristus. Namun dalam bahasa Inggris: Before Chirst, After Chirst - sebelum Kristus, setelah Kristus - orang takut dengan sejarah agama Kristen. Demikian sharing ayah John saat Misa rutin komunitas Katolik mahasiswa kedokteran pada pukul 19:15, 11 Mei 2017 di Kuil Gierado, Paroki Thai Ha.

Pada awal khotbahnya ia berbicara tentang salah satu kesulitan terbesar dalam Gereja secara umum dan umat beriman pada khususnya, yaitu mengenai iman kepada Allah. saya

Krisis imanlah yang menyebabkan peperangan, menimbulkan kebencian dan kematian. Kepercayaan tidak hanya mempengaruhi individu tetapi seluruh dunia. Hari ini, Tuhan telah menunjukkan kepada kita bahwa iman adalah permulaan, kunci bagi manusia untuk bertahan di tengah ratusan tantangan. Dua bacaan berasal dari sejarah, Lord Giesu memprediksi siapa yang akan menyerahkan masternya.

Dia memilih untuk tidak salah memilih, namun dia menjelaskan dalam Injil bahwa Kitab Suci harus digenapi: "Siapa yang mengangkat tangannya dan membawa piring, mengangkat tumitnya." Pada bacaan pertama, Paulus berbicara tentang Daud untuk menggenapi apa yang Alkitab katakan, sehingga saudara-saudara Yahudi mengakui nubuatan itu sepanjang sejarah sebagai Lord Giesu.

Untuk memiliki kepercayaan pada manusia, Lord Giesu telah memulai program sejarah yang panjang. Sejarah Perjanjian Lama dengan tepat mengumumkan apa yang terjadi pada Yesus Kristus. Seorang filsuf Perancis berkata: "Kekristenan memiliki landasan iman yang kokoh yaitu sejarah, namun agama Kristen melupakan poin penting ini dan saat ini beralih ke teologi."

Ayah mengenang: Kekristenan berakar kuat, disebarkan, dan digenapi dalam sejarah Alkitab melalui orang, tempat, dan tempat. Melihat kembali sejarah, hari raya sosial, hari raya...berkaitan dengan agama kristen dan berasal dari agama kristen.

Dia berbicara tentang fakta penampakan Fatima yang muncul 100 tahun yang lalu sebagai peristiwa sejarah waktu, ruang, karakter, dan pesan yang tidak egois atau paranoid. Keyakinan kita harus didasarkan pada sejarah dan bukan pada ambiguitas. Melihat ke masa lalu kita tahu bahwa iman dikremasi sejak dini dari Tuhan.

Para Rasul berdiri dengan sopan untuk menunjukkan iman manusia kepada Giave ilahi. Banyak orang saat ini mengetahui sejarah tetapi tidak mengetahui siapa Kito karena mereka menghindari Lord Giesu. Giesu masuk ke dalam sejarah untuk menunjukkan kepada manusia apa itu kehidupan dan apa itu Tuhan serta nubuatan untuk memperkuat iman manusia.